Nasional.Top

lisensi

Advertisement

Advertisement
Redaksi
Selasa, 21 Januari 2025, 11:46 WIB
Last Updated 2025-01-21T12:19:59Z
News

Dua Kabupaten di Aceh Rekomendasikan Teuku Ben Mahmud Sebagai Pahlawan Nasional

Advertisement
Teuku Ben Mahmud bersama awak kapal van Doorn dalam perjalanan menuju tempat pengasingan di Maluku


Nasional.Top, Blangpidie – Dua kabupaten di Provinsi Aceh yaitu Kabupaten Aceh Barat Daya dan Kabupaten Aceh Selatan merekomendasikan Teuku Ben Mahmud untuk diusulkan sebagai Calon Pahlawan Nasional. Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Kabupaten (TP2GK) Aceh Barat Daya, Aris Faisal Djamin SH pada Selasa (21/01/2025).


Aris menyebut Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mengeluarkan rekomendasi kepada Almaghfurullah Teuku Ben Mahmud untuk ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui rekomendasi nomor 221.1/673 yang ditandatangani Pj Bupati Abdya saat itu; Darmansah SPd MM pada 3 Juni 2024. Sementara itu Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan mengeluarkan surat rekomendasi bernomor 464/18/2024 yang ditandangani Pj Bupati Aceh Selatan Cut Syazalisma SSTP MSi pada 4 Desember 2024.


Rekomendasi tersebut didasarkan atas jasa-jasa, dedikasi dan perjuangan Teuku Ben Mahmud dalam mempertahankan tanah air melalui perjuangannya dalam melawan Kolonial Belanda pada masa Perang Aceh di Pantai Barat Aceh, Gayo, Alas dan Tanah Batak.


Teuku Ben Mahmud begitu masyhur namanya, ia juga menikahi Nyak Fatimah (Cut Gadih) anak dari Teungku Batee Tunggai (Teungku Di Meukek) atau kelak digelari Teungku Chik Dirundeng yang sekarang menjadi nama Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) di Meulaboh. Teuku Ben Mahmud memiliki banyak panglima yang terdiri dari golongan uleebalang dan ulama, termasuk Teuku Cut Ali dan Teungku Basyah bin Teungku Batee Tunggai. Pergerakan Teuku Ben Mahmud telah mencakup hampir ke seluruh Aceh, Gayo, Alas dan Tanah Batak,” tegas Aris.


Peran Teuku Ben Mahmud yang begitu besar tersebut membuat namanya dijadikan nama jalan protokol di pusat ibukota Aceh Selatan; Tapaktuan setelah kemerdekaan RI. "Setelah Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Singkil dan Kota Subulussalam dimekarkan dari Aceh Selatan, pemerintah dan masyarakat setempat seakan telat menyadari pentingnya upaya pengusulan gelar Pahlawan Nasional terhadap Teuku Ben Mahmud. Padahal Panitia Peringatan Pahlawan Nasional dari Atjeh Medan dan Sekitarnya pada 22 Februari 1968 telah memasukkan nama Teuku Ben Mahmud Blangpidie sebagai salah satu calon pahlawan nasional dari Aceh Barat/Selatan. Saat ini TP2GK Aceh Barat Daya juga sedang mengusahakan keluarnya rekomendasi Bupati Halmahera Timur untuk pengusulan Teuku Ben Mahmud," ujar Aris.


Sekretaris TP2GK Aceh Barat Daya Rozal Nawafil S.Tr.IP menjelaskan bahwa dalam Gedenkboek van het Korps Marechaussee van Atjeh en Onderhoorigheden, 1890 - 2 april 1940; buku yang diterbitkan pada tahun 1941 untuk memperingati ulang tahun ke-50 Korps Marsose Belanda, menempatkan nama Teuku Ben Mahmud dalam urutan pertama daftar tokoh pemimpin adat (uleebalang) yang paling penting dan tangguh selama Perang Aceh di wilayah Controleur (pengawas sipil dan militer) Tapaktuan yaitu dari ujung Babahrot sampai ujung Singkil. Adapun tokoh pemimpin agama (ulama) di Landschap Tapaktuan, Korps Marsose menempatkan nama Teungku Yusuf Lam Ba’et di Terbangan dalam urutan pertama.


Saat militer Belanda di bawah pimpinan Letnan Colijn (kelak menjadi Perdana Menteri Belanda) menduduki Tapaktuan pada 1 Juni 1899, mereka dihadapkan pada dua pemimpin pasukan yang sangat hebat yaitu Teuku Ben Mahmud dan Teungku Yusuf. Setelah Teungku Yusuf Lam Ba’et takluk, seluruh pasukan Aceh di wilayah tersebut tunduk kepada komando Teuku Ben Mahmud. Sosok Teuku Ben Mahmud juga menginspirasi perjuangan generasi pahlawan setelahnya seperti Cut Ali, Teuku Raja Angkasah, Teungku Peukan, Teuku Karim Ben Mahmud, Panglima Rajo Lelo, dll. Hingga akhir hayatnya di tempat pengasingan (Maluku Utara), Teuku Ben Mahmud tetap berperan dan konsisten menunjukkan sikap nasionalisme yang tinggi,” tutup Rozal. []