Nasional.Top

lisensi

Advertisement

Advertisement
Redaktur
Senin, 26 Agustus 2024, 12:40 WIB
Last Updated 2024-09-27T10:05:48Z
ActivismNews

Mahasiswa PPG Prajabatan USK Kembangkan Karakter Mandiri dan Peduli Lingkungan Lewat Seminar dan Lokakarya Kreasi Bahan Bekas di Yayasan Penyantun Islam Aceh

Advertisement


Banda Aceh, Nasional Top - Mahasiswa Program Profesi Guru (PPG) Prajabatan Universitas Syiah Kuala (USK) terus menunjukkan komitmen mereka dalam mengembangkan karakter mandiri dan peduli lingkungan melalui kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu kegiatan terbaru mereka adalah penyelenggaraan seminar dan lokakarya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah dan daur ulang, yang diadakan di Yayasan Penyantun Islam Aceh. 


Kegiatan ini dimulai dengan sebuah seminar yang membahas tentang dampak negatif sampah terhadap lingkungan serta cara-cara efektif untuk mengelola dan mendaur ulang sampah bekas. Seminar ini menghadirkan narasumber Mifatul Rizka Khairy, S.E., seorang ahli dalam bidang pengelolaan sampah dan lingkungan, yang berbagi wawasan mendalam mengenai ancaman yang ditimbulkan oleh sampah terhadap lingkungan serta solusi-solusi praktis yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. Dalam paparannya, Mifatul Rizka Khairy menjelaskan bagaimana sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius, seperti pencemaran tanah, air, dan udara. Selain itu, ia juga memberikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana sampah dapat didaur ulang menjadi barang-barang yang berguna dan memiliki nilai ekonomi. Selain dari narasumber kegiatan ini juga banyak mendapatkan banyak informasi dari dosen pengampuh Wardiah SPd MBio.


Peserta seminar, yang terdiri dari para mahasiswa dan anggota Yayasan Penyantun Islam Aceh, tampak antusias dalam mengikuti sesi ini dan aktif bertanya tentang berbagai metode daur ulang sampah yang dapat diterapkan di lingkungan mereka masing-masing. Setelah seminar, kegiatan dilanjutkan dengan lokakarya yang fokus pada pendampingan pembuatan kerajinan tangan dari bahan bekas. Lokakarya ini diikuti oleh adik-adik dari Yayasan Penyantun Islam Aceh, di mana mereka diajarkan bagaimana cara mengolah sampah menjadi produk-produk yang bermanfaat dan memiliki nilai estetika. Salah satu materi yang diajarkan dalam lokakarya ini adalah penggunaan kawat bulu, biasanya kawat bulu ini bahan kreasi modern yang dikolaborasikan dengan bahan bekas. 


Dengan bimbingan langsung dari para mahasiswa PPG Prajabatan USK, peserta lokakarya diajak untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam mengubah barang-barang yang tampak tidak berguna menjadi kerajinan yang indah dan fungsional. Proses ini tidak hanya mengajarkan keterampilan baru kepada peserta, tetapi juga menanamkan nilai-nilai penting tentang kemandirian dan kepedulian terhadap lingkungan.


Kegiatan ini bertujuan untuk membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang dapat mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari, sambil menanamkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Melalui kegiatan ini, para mahasiswa PPG Prajabatan USK berharap dapat menginspirasi peserta untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan menjadi agen perubahan di masyarakat mereka.


Salah satu peserta lokakarya, yang merupakan anak asuh Yayasan Penyantun Islam Aceh, mengungkapkan kebahagiaannya dapat mengikuti kegiatan ini. "Saya senang sekali bisa belajar cara membuat kerajinan dari barang bekas. Sekarang, saya jadi lebih tahu bagaimana mengelola sampah dengan baik dan membuat barang-barang yang berguna," ujarnya dengan semangat. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mahasiswa PPG Prajabatan USK untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam proses belajar mengajar, sekaligus memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Dengan mengajarkan keterampilan daur ulang dan menciptakan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, mereka berharap dapat mencetak generasi yang lebih bertanggung jawab dan peduli terhadap kelestarian bumi.


Inisiatif mahasiswa PPG Prajabatan USK ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk pengurus Yayasan Penyantun Islam Aceh yang berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut di masa depan. Dengan semangat kolaboratif dan visi yang jelas, para mahasiswa ini telah berhasil menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang menguasai pengetahuan, tetapi juga tentang mengembangkan karakter dan memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.