Advertisement
Kata “Mental Health” pastinya terdengar lumrah di telinga anak zaman sekarang atau kerap di sapa Gen Z. Luasnya cakupan media sosial saat ini juga merupakan salah satu alasan seringnya mereka mendengar kata itu. Misalnya dengan melihat postingan atau story curahan hati anak seusia mereka yang mungkin terkena gangguan kesehatan mental seperti stress, eating disorder dan berbagai jenis gangguan mental lainnya..
Sebagai platform terbuka, sosial media menjadi salah satu ruang yang digemari anak muda sebagai tempat curhat. Banyak anak yang membagikan cerita bagaimana ia berjuang dengan kondisi tak enak yang ia alami dan mempengaruhi kondisi psikis dan mentalnya. Kemudian dari postingan tersebut dapat dibaca oleh anak-anak remaja lainnya dan mendapatkan respon yang positif dan negatif.
Bahkan tak hanya respon dari anak muda, tak sedikit para ahli psikologis ikut mengomentari. Melihat banyaknya gen z yang mengalami gangguan mental, tak jarang para ahli psikologis ikut merespon bahkan ada yang langsung turun tangan memberi edukasi dengan membentuk platform khusus melalui akun media sosial.
Kesehatan mental tak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik, jadi jangan disepelekan. orang orang terdahulu mungkin malu jika membicarakan masalah mental dan menganggapnya suatu hal yang tabu sehingga mereka hanya membungkamnya. Namun tidak dengan sekarang, anak-anak muda lebih peka dan sadar akan isu-isu kesehatan mental. Melalui perantara teknologi, Gen Z secara terbuka dapat menerima informasi melalui internet. Karena keterbukaan informasi ini juga menjadi alasan mengapa Gen Z lebih peka akan kesehatan mental.
Menurut Kementerian Kesehatan, kesehatan mental seseorang dapat dikatakan baik jika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Jika seseorang bermental sehat ia mampu menggunakan potensi dirinya secara baik dalam menghadapi berbagai masalah dan senantiasa menyebar hal positif ke lingkungan sekitarnya.
Sebaliknya, jika kondisi mental seseorang buruk, maka ia tidak dapat berfikir secara jernih dan sulit dalam mengontrol kestabilan emosi. Jika memiliki penyakit mental, kita akan sulit dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan dapat merusak interaksi dengan orang lain sehingga menurunkan produktifitas.
Perlu diingat kembali bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jadi, dengan menormalkan percakapan tentang kesehatan mental dapat memberikan semangat bagi mereka yang memiliki masalah yang sama untuk berbicara dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Penulis : Wan Nurus Salwa